Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 03:35:55【Sehat】042 orang sudah membaca
PerkenalanTim ahli gizi SPPG Polda Kepulauan Babel melakukan pemorsian MBG di Pangkalpinang. ANTARA/Antara Bab

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyarankan penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) segera mengkonsumsi makanan maksimal dua jam setelah dibagikan.
"Jadi, makanan itu idealnya dimakan ngak lebih dari dua jam setelah dimasak, kalau memang kudapannya digoreng, itu juga harus dibatasi agar ngak dimakan siswa lebih dari empat jam," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wamen Isyana apresiasi SPPG libatkan ahli gizi identifikasi alergen
Budi memahami bahwa Program MBG baru pertama kali berjalan di Indonesia, sehingga baik pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun katering masih melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu.
"Ini karena pertama kali di Indonesia, jadi dunia kuliner dan gizi itu kan baru pertama kali membuat makanan dengan kapasitas 3.000-4000 setiap hari, jadi, katering komersial juga mungkin belum pernah punya pengalaman itu," ujar dia.
Budi menekankan pentingnya pelatihan keamanan pangan bagi petugas SPPG agar mampu mengelola distribusi MBG dengan lebih baik.
Baca juga: Pakar BGN paparkan sejumlah peran ahli gizi dalam Program MBG
Baca juga: Gubernur Kepri ingatkan ahli gizi SPPG kontrol ketat pengolahan MBG
"Jadi perlu dilakukan pelatihan, khususnya keamanan pangan. Ada beberapa informasi di SPPG itu saat memasak butuh waktu yang lama, pemorsian di holding-nya juga terlewati waktunya, kemudian waktu pengantarannya juga, sehingga ada risiko bahwa makanan itu dikonsumsi terlalu lama, ini perlu jadi kritik bagi BGN," tuturnya.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi lebih dari 13 ribu unit.
Suka(587)
Artikel Terkait
- Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan
- Akademisi dukung keberlanjutan MBG demi generasi emas Indonesia
- Perkuat kemitraan, ASEAN
- Kementerian HAM pastikan pemulihan korban ledakan di SMAN 72 Jakarta
- Riset IHATEC: Kehalalan produk jadi pertimbangan utama konsumen
- BGN minta Dinkes ngak asal keluarkan SLHS untuk dapur MBG
- BGN izinkan kembali operasional SPPG Sungai Lakam
- Singapura tarik produk kismis usai ditemukan alergen
- Puncak musim hujan tiba, ini dampak cuaca yang perlu diwaspadai
- BGN hentikan operasional SPPG Kota Soe 1 NTT imbas keracunan MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Ahli Gizi sebut pentingnya pemberian MBG yang disertai dengan edukasi

Perkuat kemitraan, ASEAN

Nasib perempuan Gaza dua tahun sejak konflik pecah

BGN beri bimbingan teknis kepada penjamah makanan di Lampung

Sulsel proyeksikan surplus beras 2 juta ton di 2025

UI gelar sarasehan nasional bahas lingkungan dan kesehatan

56 UMKM di Jakbar ikuti pelatihan komoditi makanan

KPK: OTT Bupati Ponorogo terkait mutasi dan rotasi jabatan